Kepercayaan Organisasional (Organizational Trust)


Definisi atau Pengertian Kepercayaan Organisasional (Organizational Trust)
Pertama-tama kita coba bahas definisi atau pengertian dari kepercayaan (trust) yang digunakan dalam tulisan ini. Tulisan ini menggunakan definisi atau pengertian. kepercayaan (trust)  sebagai kepercayaan terhadap integritas, keadilan, dan keandalan dari seseorang atau suatu organisasi.  Trust adalah kerelaan dari salah satu pihak untuk menerima terhadap tindakan yang dilakukan oleh pihak lain dan menghasilkan kerjasama, terlebih pada organisasi besar .
Dari definisi kepercayaan (trust yang digunakan dalam tulisan ini dapat disimpulkan bahwa pengembangan kepercayaan merupakan sebuah proses yang berdasarkan pada keyakinan bahwa pihak lain akan menghormati komitmen mereka dan bahwa pihak lain memiliki niat yang baik kepada mereka. Jadi, di dalam organisasi, kepercayaan merupakan kepercayaan dari karyawan untuk menerima tindakan yang dilakukan oleh organisasi dan bekerja sama dengan organisasi, atas dasar keyakinan bahwa, organisasi menghargai mereka dan berniat baik terhadap mereka.

Lebih jauh dari definisi tersebut di atas, dapat diketahui dimensi utama dari kepercayaan yaitu antara lain integritas, kompetensi, konsistensi, loyalitas dan keterbukaan. Dimensi lainnya adalah perilaku pemimpin. Perilaku pemimpin juga menjadi hal yang paling penting dibandingkan perilaku siapapun juga di dalam organisasi dalam menentukan tingkat kepercayaan di dalam kelompok ataupun organisasi tersebut . Dapat dicontohkan di sini, misalnya, di dalam perusahaan seorang supervisor bertanggung-jawab untuk mengarahkan pekerjaan harian bawahan mereka, melaksanakan kebijakan organisasi, dan bekerja-sama dengan bawahan mereka untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, interaksi supervisor dengan para bawahannya harus cenderung sering dan langsung. Walaupun demikian, membangun kepercayaan tetap bukan hanya antara pimpinan dan pengikut, tetapi juga antara pengikut (bawahan), demikian menurut Spears (1998). Trust juga diasosikan dengan persepsi-persepsi dari keadilan dan akurasi di dalam evaluasi kinerja . Organizational trust (kepercayaan organisasi) memiliki hubungan positif dengan komitmen organisasi serta kinerja dari individu.

Fungsi dan Manfaat Organizational Trust
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam konteks organisasi, kepercayaan merupakan hal yang kritis di dalam komunikasi yang efektif, dan kerja sama tim yang sukses antara sesama karyawan. Sama pentingnya dengan kepercayaan antara para karyawan dan para manajer, serta dapat meminimalisasi resiko, biaya operasional, dan meningkatkan komitmen karyawan serta produktivitas mereka (Pucetaite, Lamsa, & Novelskaite, 2010). Kepercayaan organisasi mempengaruhi karyawan, meningkatkan partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan, serta dapat menciptakan atmosfir kerja yang aktif. Kepercayaan di dalam manajemen juga dapat meningkatkan identifikasi, loyalitas dan keterlibatan karyawan dengan organisasi. Dengan meningkatnya kepercayaan di dalam organisasi, maka karyawan akan lebih berkomitmen kepada pihak berwenang dan institusi yang diwakili oleh pihak berwenang (Brockner et al, 1997).

Faktor-Faktor Kepercayaan Organisasional (Organizational Trust)
Kalau kita merujuk pendapat Pucetaite et al (2010), maka kita dapat mengatakan bahwa, keyakinan terhadap perilaku menguntungkan yang dilakukan pihak lain (karyawan) berkembang dari pengalaman dan keyakinan bahwa pihak yang dipercaya (perusahaan) telah mengikuti dan mematuhi norma-norma, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip moral yang sama yang telah disepakati. Demkian juga, bila kita merujuk pendapat Paille, Bourdeau, & Galois (2010) yang juga menyimpulkan bahwa kepercayaan merupakan sebuah konsep kepercayaan organisasi berdasarkan komponen afektif, kognitif, dan konatif yang meliputi 1) kebajikan dari pihak lain selama hubungan pertukaran, yang terinspirasi dari nilai-nilai moral seperti kejujuran dan integritas.
2) Kepercayaan bahwa pihak lain dapat diandalkan, berdasarkan kompetensi, pengalaman sebelumnya, dan informasi yang dimiliki. 3) Antisipasi terhadap reaksi atau perilaku dari individu-individu di dalam situasi yang berbeda-beda, seperti kemungkinan masa depan yang dipercaya dapat dilakukan.

Pendek kata, dalam hubungan antara dua entitas, contohnya kepercayaan memungkinkan karyawan untuk bisa mempercayai pernyataan-pernyataan dan janji-janji dari organisasi (Paille, Bourdeau, & Galois, 2010). Serta, trust memiliki efek yang menjamin respek yang bertahan lama dari komitmen bersama yang saling menguntungkan antara entitas-entitas yang terlibat di dalamnya. (Hendra Poerwanto G)
Hari ini telah dibaca  kali

Postingan Populer

Postingan Lain Yang Perlu Dibaca

Dimensi Kualitas Produk Jasa