Dukungan Organisasional Yang Dipersepsikan (Perceived Organizational Support/ POS)


Dukungan Organisasional yang dipersepsikan atau dalam istilah kerennya adalah Perceived organizational support (POS) merupakan persepsi karyawan terhadap bagaimana organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli terhadap kesejahteraan mereka begitu kata Eisenberger (1986). Hal ini menunjukkan bahwa komitmen dari organisasi kepada karyawannya dapat sangat bermanfaat. Kata Robbins & Coulter (2009), tingginya tingkat perceived organizational support mengarah kepada tingginya job satisfaction dan menurunkan turnover. Jadi, menurunnya turnover juga berarti meningkatkan tingkat retensi dari karyawan.


POS menunjukkan perlakuan yang baik dari organisasi menciptakan kewajiban umum, berdasarkan norma timbal balik dari karyawan untuk peduli terhadap organisasi mereka dan memperlakukan organisasi mereka dengan baik sebagai pengembaliannya. Kewajiban karyawan akan ditunjukkan melalui perilaku terkait pekerjaan yang akan mendukung tujuan-tujuan organisasi. Menurut Levinson (1965) karyawan cenderung mempersonifikasikan organisasi tempat mereka bekerja dengan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para eksekutif dan manajer perusahaan, mereka melupakan organisasi sebagai suatu sistem. POS kemudian menanggapi seberapa besar karyawan merasakan organisasi yang mempekerjakan mereka berniat untuk memberikan kompensasi yang adil atas usaha-usaha mereka, menolong mereka dalam kebutuhan tertentu (seperti sakit, masalah pekerjaan), membuat pekerjaan mereka menarik dan bersemangat dan menyediakan mereka kondisi kerja yang memadai.

Berdasarkan berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa POS adalah seberapa besar dukungan organisasi yang dirasakan karyawan terhadap kontribusi mereka dan kepedulian organisasi terhadap kesejahteraan mereka yang akan berdampak kepada dukungan karyawan terhadap organisasi.

Fungsi dan Manfaat POS
Pada prinsipnya, dukungan yang diberikan perusahaan kepada karyawan menunjukkan komitmen perusahaan kepada mereka. Dukungan tersebut dibalas oleh karyawan dalam bentuk komitmen karyawan terhadap organisasi. Lebih spesifik, dukungan organisasi seperti promosi, peningkatan gaji, pelatihan, bantuan perusahaan akan diinterpretasikan oleh para karyawan sebagai tanda respek dan perhatian perusahaan terhadap karyawan. Sehingga dukungan organisasi dikembalikan karyawan dalam bentuk kepercayaan dan kualitas hubungan mereka dengan perusahaan dengan berusaha mengembangkan berbagai perilaku positif terhadap perusahaan.Doney et al (1998) mengutarakan, apabila karyawan merasakan organisasi benar-benar tertarik dengan kesejahteraan mereka dan memiliki motivasi untuk berbagi keuntungan maka kepercayan terhadap organisasi akan muncul. Karyawan juga akan menjadi lebih bekerja keras karena mereka menginginkan organisasi untuk sukses. Pada saat-saat krisis, POS mungkin dapat sangat ampuh dalam hal mempertahankan atau meningkatkan hasil individual maupun hasil organisasi .

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi dari POS adalah:
1) Meningkatkan kepercayaan karyawan terhadap organisasi. 2) Meningkatkan semangat kerja karyawan. 3) Karyawan lebih berkomitmen kepada organisasi. 3) Hasil pekerjaan individual dan organisasi akan meningkat

Faktor-Faktor POS
Berdasarkan penelitian Rhoades & Eisenberger (2002), terdapat 3 bentuk umum dari perlakuan organisasi yang karyawan harapkan untuk diterima dari organisasi, yang terbukti dapat meningkatkan perceived organizational support karyawan secara signifikan. Ketiga hal yang mempengaruhi POS tersebut adalah:
1. Keadilan
Keadilan yang dimaksud, berhubungan dengan keadilan distribusi sumber daya diantara karyawan. Keadilan terbagi dua menjadi aspek struktural dan aspek sosial. Aspek struktural didefiniskan sebagai peraturan dan kebijakan formal yang mempengaruhi karyawan. Contohnya, pemberitahuan sebelum diterapkannya suatu kebijakan, penerimaan informasi yang akurat, partisipasi pendapat karyawan.
Sementara, aspek sosial dalam keadilan didefinisikan sebagai keadilan dari kualitas perlakuan interpersonal dalam pengalokasian sumber daya. Contohnya, memperlakuan karyawan dengan martabat dan rasa hormat, menyediakan karyawan informasi tentang hasil yang diharapkan dari mereka.

2. Dukungan supervisor
Sama seperti karyawan membentuk persepsi umum mereka terkait penghargaan organisasi terhadap mereka, mereka juga mengembangkan pandangan umum terkait seberapa besar supervisor menghargai kontribusi mereka dan peduli terhadap kesejahteraan mereka.
Karena karyawan sebagai agen dari organisasi, memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan dan mengevaluasi kinerja bawahannya. Karyawan menilai atasan mereka berlaku menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap mereka sebagai indikasi dari dukungan organisasi.

3. Penghargaan organisasi dan kondisi kerja
Praktik-praktik sumber daya manusia yang menunjukkan pengakuan terhadap kontribusi karyawan, seharusnya berhubungan positif dengan POS. Praktik-praktik tersebut adalah: Pertama,  pengakuan, pembayaran, dan promosi. Rewards yang menguntungkan terhadap karyawan, digunakan untuk mengkomunikasikan penilaian positif terhadap kontribusi karyawan. Kedua,  job security, sebuah jaminan bahwa organisasi berharap untuk mempertahankan keanggotaan masa depan karyawan. Yang terakhir, role stressors. Penyebab stres yang mengacu pada situasi kebutuhan lingkungan yang tidak dapat diatasi karyawan. Seperti beban kerja berlebih, ambiguitas peran, konflik peran. (Hendra Poerwanto G)
Hari ini telah dibaca  kali

Postingan Populer

Postingan Lain Yang Perlu Dibaca

Dimensi Kualitas Produk Jasa