Berikut dikemukakan beberapa kendala yang membuat orang mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan apa inti atau akar masalah? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, orang harus mengidentifiksi apa sebenarnya yang jadi masalah.
Nah, ternyata, dalam banyak kasus, mengidentifikasi masalah ternyata tidak semudah yang diperkirakan. Apa yang selama ini dipandang sebagai masalah, belakangan hari setelah dicermati ternyata bukan masalah intinya. Padahal solusi sudah dibuat. Hasil akhirnya tindakan solusi tidak menyelesaikan masalah, malah menimbulkan masalah baru. Ibarat penyakit, salah diagnosis penyebab, maka obat yang diberikanpun tidak akan menyembuhkan. Mengapa identifikasi tuk menentukan inti masalah yang sesungguhnya menjadi sulit?
Pertama karena Generalisasi. Artinya membiarkan semua masalah bertumpuk-tumpuk jadi satu di kepala seperti benang kusut yang sulit diurai.
Kedua karena Emosional. Ketidakmampuan mengendalikan diri dalam menghadapi masalah akan mempersulit penyelesaian masalah. Bahkan bisa menimbulkan masalah baru.
Ketiga, kurang kreatif. proses pemecahan masalah sebenarnya bisa menjadi pendorong timbulnya kreativitas baru. Namun di sisi lain, ketidakreatifan seseorang dalam menghadapi masalah dapat menjadi hambatan tersendiri untuk mengidentifikasi masalah yang sesungguhnya berikut alternatif jalan keluar dari masalah.
Keempat yaitu karena data yang tidak valid. Artinya, data awal yang tidak valid akan menyulitkan orang untuk melakukan identifikasi masalah secara tepat.
Nahh keempat hal itu lah yang sering membuat orang salah dalam menjawab apa inti masalah yang sebenarnya. Keliru dalam menentukan masalah yang sebenarnya. Apa yang sebenarnya hanya simtom atau gejala, dipandang sebagai masalah. Akibatnya, solusi yang diberikan hanya bersifat tambal sulam dan tidak menyentuh akar masalah. Obat yang diberikan tidak menyembuhkan bukan karena tidak manjur tetapi karena salah mengidentifikasi penyakit.
